Senin, 10 Januari 2011

Sa'id bin 'Amir Ra. (2)

"Pemilik Kebesaran di Balik Kesederhanaan."
wilayah Hims dapat di katakan sebagai wilayah Kufah kedua. ada kesamaan perilaku penduduknya: sering terjadi pembangkangan dan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah. karena awalnya pembrontakan ini lebih dahulu terjadi di wilayah Kufah (Irak) maka Hims di sebut Kufah kedua. namun, terhadap pimpinan Sa'id -dengan izin Allah- mereka ta'at dan patuh.
suatu hari Umar menyampaikan berita kepada Sa'id, "Orang-orang Syam cinta dan hormat kepadamu."
Sa'id menjawab, "bisa jadi karena aku suka membantu keperluan mereka."
biarpun begitu, ada juga beberapa keluhan warga Hims mengenai Sa'id. ketika Khilafah Umar berkunjung ke Hims, mereka menyampaikan beberapa keluhan mereka. 
seorang laki laki tampil untuk berbicara "kami mengeluhkan 4 perkara: pertama, ia baru keluar menemui rakyatnya setelah hari sudah siang;
kedua, ia tidak melayani seorangpun di malam hari; ketiga, setiap bulan ada dua hari dimana ia tidak melayani rakyatnya, dan kami tidak melihatnya sama sekali; dan satu lagi yang sebetulnya bukan kesalahannya tapi mengganggu kami (keempat), yaitu sewaktu waktu ia jatuh pingsan." lalu laki laki itu duduk.
Khilafah Umar menunduk sebentar seraya memohon kepada Allah "Ya Allah, aku tahu bahwa ia adalah hamba-Mu yang terbaik. maka jangan Engkau belokkan firasatku ini."
lalu Sa'id dipersilahkan untuk membela dirinya. ia berkata,
"mengenai keluhan mereka bahwa aku tidak keluar menemui mereka kecuali hari sudah siang, demi Allah, sebetulnya aku tidak ingin menyebutkannya. kami tidak punya pembantu, maka akulah yang membuat roti; dari mengaduk tepung hingga roti itu siap di makan. setelah itu aku berwudhu, dan sholat dhuha. setelah itu aku keluar menemui mereka."
wajah Umar berseri-seri, dan ia mengucapkan "Alhamdulillah, lalu yang kedua?"
Sa'id melanjutkan pembicaraannya,
"adapun keluhan mereka bahwa aku tidak melayani mereka di malam hari, maka demi Allah aku benci menyebutkan sebabnya. aku telah menyediakan siang hari untuk mereka, sedangkan malam hari untuk Allah."
"mengenai keluhan mereka bahwa dua hari dalam setiap bulan dimana aku tidak menemui mereka, sebabnya adalah aku tidak mempunyai pembantu yang menyucikan pakaianku, dan pakaianku tidak banyak. aku tidak bisa berganti pakaian dengan leluasa. aku mencucinya lau menunggu sampai kering. hingga baru bisa keluar menemui mereka di sore hari."
"tentang keluhan mereka bahwa aku sering jatuh pingsan, sebabnya adalah ketika di Mekah dulu, aku melihat langsung bagaimana Khubaib al-Anshari tewas. tubuhnya di sayat-sayat. orang-orang kafir quraisy itu bertanya 'maukah engkau jika Muhammad menggantikanmu, dan kamu bebas?' Khubaib menjawab, 'Demi Allah, aku tidak ingin berada di rumah bersama anak dan istriku menikmati kesehatan dan kelexatan hidup, sementara Rasulallah terkena musibah walau hanya tertusuk duri.' saat itu aku masih kafir. aku menyaksikan dengan mata kepala dan aku tidak bergerak sedikitpun untuk menolong Khubaib. karena itu, aku sangat takut akan siksa Allah kelak, hingga aku jatuh pingsan."
selesai sudah pembelaan Sa'id. kedua pipinya basah oleh air mata.
Khilafah Umar tidak bisa menahan rasa harunya. ia berseru dengan gembira, "Alhamdulillah, firasatku tidak meleset." lalu ia merangkul Sa'id. dan mencium keningnya yang bercahaya.

~ 2 ~

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sahabat Rasul

Tugas Kuliah

KOLOM